A.
Iftittah
Disadari atau tidak semua yang ada di dunia ini pasti berubah, lambat ataupun malah cepat perubahan itu akan
terjadi, tidak terkecuali dalam ikhwal pendidikan, perubahan dalam pendidikan itu sendiri bisa
diawali dari paradigma, orientasi tujuan visi misi pendidikan itu sendiri
bahkan pada tataran lingkungan pendidikan (masyarakat) pun malah akan cenderung reaktif membuka diri untuk mendorong terjadinya
perubahan dalam pendidikan.
Perubahan yang terakhir cukup menarik untuk kita diskusikan secara mendalam,
bagaimanapun pendidikan akan berhasil apabila pendidikan bisa
menyambung hasilnya pada masyarakat (stake holders), atau outcame pendidikan bisa dipakai secara nyata dalam masyarakat dan
lembaga yang menggunakknya. Dengan demikian output pendidikan bisa dirasakan
secara langsung oleh masyarakat akan keberhasilan proses pembelajaran itu
sendiri.
Tidak dipungkiri bahwa dinamika peradaban manusia dari
berkembangnya sains dan teknologi maupun budaya (at-turats) akan menaraik
perhatian masyarakat untuk merubah paradigma (cara pandang)
masyarakat terhadap pendidikan. Segmentasi idologi cukup mencengkeram
terhadap pola pikir (mine set) masyarakat, baik idiologi dalam basis agama,
politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
Pertama, segmentasi idologi berbasis agama (theologi), masyarakat cenderung memandang bahwa pendidikan adalah sebagai jalan penyelamat dalam hidupnya baik di dunia dan akhirat. Mereka hanya berorientasi bahwa pendidikan mampu menyelamatkan mereka dari kesesatan kehidupan dunia menuju akhirat. Tapi kalau dikaji secara mendalam orientasi tersebut merupakan tujuan yang mulia dari pendidikan itu sendiri, karena ada keseimbangan hidup yang selamat di dunia dan akherat (fii dunnia khasanah wa fil akhiroti khasanah)
Pertama, segmentasi idologi berbasis agama (theologi), masyarakat cenderung memandang bahwa pendidikan adalah sebagai jalan penyelamat dalam hidupnya baik di dunia dan akhirat. Mereka hanya berorientasi bahwa pendidikan mampu menyelamatkan mereka dari kesesatan kehidupan dunia menuju akhirat. Tapi kalau dikaji secara mendalam orientasi tersebut merupakan tujuan yang mulia dari pendidikan itu sendiri, karena ada keseimbangan hidup yang selamat di dunia dan akherat (fii dunnia khasanah wa fil akhiroti khasanah)
Kedua,
segmentasi Idiologi politik, masyarakat memaknai pendidikan adalah
sebagai ’juru selamat’ pada politik
birokrasi (jabatan) pragmatis yang mempunyai
daya tawar (bargaining) pada posisi jabatan tertentu. Sehingga tidak jauh kalau
pendidikan hanya diharapka mengantarkan mereka pada kedudukan tertinggi di
birokasi dunia ini. bahkan tidak jarang yang memanfaatkan pendidikian demi misi
politik sesaat mereka (politisasi pendidikan)
Ketiga, pada segmentasi ideologi ekonomi,
kebutuhan hidup manusia (masyarakat) sangat signifikan sekali dalam
mempengaruhi masyarakat terhadap kehidupan ekonomi sabagai kebutuhan primer
dalam kerajaan dunia ini. Pendidikan diukur dari bagaimana bisa ’menolong”
manusia (masyarakat) dari keterpurukan ekonominya, walau kadang harus
menomorduakan dimensi agama dan moral (akhlaq/ethic) sebagai karakter yang
harus dibangun (caracter
building-educatif) pada masyarakat
(pesertadidik).
Keempat segmentasi budaya, pendidikan dipandang
mampu membudayakan manusia
karena sejatinya manusia adalah makhluk yang berbudaya, nilai nilai luhur dari
cipta rasa dan karsa harus selalu diunggulkan dalam pembelajaran sehingga mampu
mengungkap makna dasar dari manusia dan pendidikan itu sendiri.
Lalu bagaimana dengan YPI Hidayatul Mubtadiin sebagai penyelenggara
pendidikan ?
B. Harapan
YPI Hidayatul Mubtadiin Tasikamsu Sebagai Penyelenggara Pendidikap
Dasar tujuan didirikan Yayasan Pendidikan Islam
(YPI) Hidayatul Mubtadiin adalah
membantu masyarakat kurang mampu
untuk mendapatkan pendidikan formal yang sesuai dengan kemajuan zaman
(berkeualitas) dengan biaya yang terjangkau (murah). Hal ini mengingat
mayoritas santri di Pon-pes Hidayatul Mubtadiin adalah santri ngawulo yaitu: santri fakir-miskin-duafa
yang kesejahteraan sampai biaya pendidikannya ditanggung oleh YPI Hidayatul
Mubtadiin.
Visi YPI
Hidayatul Mubtadiin adalah menyelenggarakan pendidikan berwawasan
keislaman yang salafy dengan
menejemen modern yang khalafy (modern).
Sedangka misi YPI Hidayatul Mubtadiian adalah mengembangkan nilai-nilai
keislaman ahlussunah wal jamaah melalui
pendidikan formal dan informal pada masyarakat yang berwawasan rahmatan lil alamiin
Dari tujuan visi dan misi yang mulia di atas, mau tidak mau YPI Hidayatul
Mubbtadiin harus mampu membuka diri dalam menyikapi paradigma perubahan
masyarakat (social change) dan harapan masyarakat (social
demand) demi memenuhi keinginan perubahan dan kepercayaan masyarakat pada YPI Hidayatul
Mubtadiin. Beberapa hal yang harus dibenahi oleh YPI Hidayatul Mubatdiin
dan Lembaga Pendidikannya, yaitu, manajemen lembaga yang kuat dan accountabel,
profesionalisme guru, pembelajarn yang berorientasi produktivitas siswa pada
tujuan pembelaran dan pendidikan, sarana yang memadai dan menumbuhkan rasa
memiliki (sense of belonging) pada
Yayasan dan lembaga pendidikan.
- Penguatan Manejemen Lembaga yang accountabel
Tanpa adanya manejeman yang kuat dan accuontabel keberlangsungan pendidikan
akan sedikit banyak mengalami pasang surut pada aktivitas pendidikan dan
pembelajaran, hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan memerlukan anggran
(chost) yang cukup tinggi dalam
penyelenggaraannya apalagi lembaga pendidikan dibawaha naungan non pemerintah,
karena dengan amanat undang undang tentang 40 % (empat puluh persen) anggaran pendidikan juga belum bisa terelaisasi secara baik, pada
kenyataannya lembaga pendidikan non pemerintah belum bisa meresap secara merata anggaran pendidikan seperti halnya dengan lembaga pendidikan negeri.
Pendidikan gratis hanya berpihak pada lembaga pendidikan dibawah naungan
pemerintah, pada hal penyelenggra pendidikan (lembaga) sama sama menjalankan
amant Undang Undang Dasar 1945 daalam mencerdaskan kehidupan bangsa.Bahkan pendidikan swasta terlebih
dahulu menjangkau masyarakat yang kurang mampu.
Semoga pemerintah tidak akan mengesampingkan terhadap pengabdian dan peran lembaga pendidikan dibawah naungan non pemerintah. Dari realitas di atas maka penguatan menejemen lembaga pendidikan yang accuntabel dan transparan sebagi hal yang mutlak harus dilakukan oleh YPI Hidayatul Mubtadiin dan Lembaga Pendidikan di bawah naungannya dari PAUD/RA,MI,MTs,MA, PonPes demi terjaminnya keberlangsungan pendidikan yang dilaksanakan.
Semoga pemerintah tidak akan mengesampingkan terhadap pengabdian dan peran lembaga pendidikan dibawah naungan non pemerintah. Dari realitas di atas maka penguatan menejemen lembaga pendidikan yang accuntabel dan transparan sebagi hal yang mutlak harus dilakukan oleh YPI Hidayatul Mubtadiin dan Lembaga Pendidikan di bawah naungannya dari PAUD/RA,MI,MTs,MA, PonPes demi terjaminnya keberlangsungan pendidikan yang dilaksanakan.
Memang hal ini cukup berat untuk dilakukan tapi
ikhtiar untuk menuju manejemen yang accuntabel dan transparan harus dilakukan
demi terjaminnya pelaksanana pembelajaran (pendidikan) baik dari kesejahteraan
guru dan karyawan samapai pada terpenuhinya sarana dan prasara yang cukup
memadai.
- Peningkatan Profesinalisme
Guru. Profesionalisme guru menurut Undang-Undang Guru
dan Dosen no 14 tahun 2005 merupakan manat undang undang yang harus dijalankan,
niat baik pemerintah dalam rangka meningkatkan kwalitas pendidikan harus
disambut dengan semangat (ghirroh) demi
meninggkatkan harakat dan kwalitas pendidikan. Profesional harus dipahami
sebagai dasar pijakan dan ruh bagi seorang guru (educator) dalam melaksakan
tugas yang teramat mulia yaitu mendidik dan mengantarkan tunas-tunas bangsa
yang religius penuh masa depan.Hal ini diperlukan kesadaran semua baik dari kepala madrasah
sebagai supervisior dan guru sebagai educator.
Apalagi YPI Hidayatul Mubtadiin dan lembaga Pendidikannya yang hanya mengandalkan kepercayaan (trust) masyarakat untuk mendapatkan peserta didiknya. Profesionalisme harus menjadi denyut nadi dalam menggerakan dan melaksanakan tugas sebagai pendidik sehingga akan terbangun kepercayaan yang baik dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan kita. Karena ada sinyalemen di berbagai daerah seperti yang disampaikan Kepala MAPENDA Kemenag kota Malang pada acara WISUDA PURNA SISWA-SANTRI YPI Hidayatul Mubtaddiin Tasikmadu 17 Juni 29011.”
Saking
profesionalnya seorang guru sehingga yang mengajar cukup kopyahnya dan guru
entah lari kemana”.
Tentunya hal ini tidak terjadi dan jangan terjadi di lembaga kita tercinta.
- Pembelajaran yang Berorientasi pada Produktivitas Siswa dan Tujuan Pendidikan.
Seiring dengan profesionalisme guru, pembelajaran
harus mengedepankan produktivitas (keaktifan) siswa dalam menyerap dan
menginternalisasi (mengejawantahkan) nilai pembelajaran itu sendiri,
sebab lembaga pendidikan yang bernaung di YPI Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu
adalah lembaga pendidikan Islam yang tentunya sarat dengan mata pelajaran
agama.
Dan mata pelajaran agama tidak cukup hanya dipahami sebagai proses pengajaran tapi harus diinternalisasikan (ejawantahkan) sebagai proses pendidikan dalam sikap prilaku (karakter) peserta didik. Sehingga antara Ilmu dan amal sholeh menjadi entitas dalam diri siswa yang tidak terpisahkan.
Dan mata pelajaran agama tidak cukup hanya dipahami sebagai proses pengajaran tapi harus diinternalisasikan (ejawantahkan) sebagai proses pendidikan dalam sikap prilaku (karakter) peserta didik. Sehingga antara Ilmu dan amal sholeh menjadi entitas dalam diri siswa yang tidak terpisahkan.
- Peningkatan Sarana dan prasarana yang harus memadai.
Sarana dan prasaran yang memadai dalam pendidikan
harus diusahakan untuk dicukupi, karena akan mendukung terhadap proses
pembelajaran yang kondusif. Akan tetapi memadai tidak harus mewah, memadai juga
memerlukan kreatifitas guru dalam mencari alternatif lain dari alat peraga dan
media dalam memahamkan peserta didik yang murah tapi up to date. Di sisi lain YPI Hidayatul Mubtadiin juga harus bahu
membahu untuk menyediakan sarana dan prasarana yang mencukupi.
- Menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging)pada lembaga pendidikan dan Yayasan.
Menumbuhkan rasa memiliki terhadap lembaga atau yayasan sangat penting untuk selalu
ditanamkan baik kepada siswa-santri, Kepala Lembaga (PAUD/RA,Madrasah PonPes),
Guru/Asatid dan masyarakat.
Bagaimanapun kehadiran lembaga pendidikan baik formal dan non formal di masyarakat sangat membutuhkan pengakuan dan kepercayaan masyarakat, mengingat masyarakat termasuk lingkungan pendidikan dan penanggungjawab (pelaksana) pendidikan selain pemerintah dan lembaga itu sendiri.
Bagaimanapun kehadiran lembaga pendidikan baik formal dan non formal di masyarakat sangat membutuhkan pengakuan dan kepercayaan masyarakat, mengingat masyarakat termasuk lingkungan pendidikan dan penanggungjawab (pelaksana) pendidikan selain pemerintah dan lembaga itu sendiri.
Bagaimana mungkin masyarakat akan percaya kalau loyalitas dan rasa
memiliki (sense of belonging) pada
lembaga dan yayasan tidak terbangun dari dalam lembaga itu sendiri baik kepala
madrasah/PAUD RA dan Pondok Pesntrennya, serta Pendidik (Dewan Guru/Asatid).
C. Tantanga YPI Hidayatul Mubtadiin Ke depan.
Lembaga pendidikan dimanapun sekarang sedang
berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik (unggul) baik prestasi akademik,
maupun non akademiknya, maraknya inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran yang diselenggarkan dewasa ini. Banyak lembaga lembaga pendidikan di
sekitar kita yang sudah mulai berbenah untuk merebut kepercayaan dan simpati dari
masyarakat.
Belum lagi lembaga pendidikan yang akan dan baru
muncul di sekitar wilayah Tasikmadu baik dari tingkat PAUD,RA,SD,SMP,SMK. Kita
harus siap untuk bersaing merebut kepercayaan dan simpati masyarakat pada
lembaga yang kita miliki. karena sedikit banyakYPI Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu sudah
mempunyai basis pendidikan (masyarakat)dan pangsar pasar (uritan) yang jelas.
Disamping itu YPI Hidayatul Mubtadiin mempunyai
pondok pesantren yang alumninya tersebar di pelosok nusantara, sehingga garapan
kita harus sudah mendunia dengan memperluas wilayah garapan dalam membangun kepercayaan masyarakat di
luar Tasikmadu. Tentunya ini memerlukan kesadar dan kemauan bersama baik antara
pengurus yayasan, para kepala lembaga dan Guru/Asatid.
D.
Khotimah.
Cepat atau lambat semua akan
berubah, ini momentum yang sangat tepat untuk membuka diri, mengevaluasi diri,
mengembangkan diri dan merubah dirinya sendiri untuk menjadi yang terbaik,
sehingga yayasan dan lembaga Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu akan lebih dipercaya
lagi oleh masyarakat Tasikmadu dan sekitarnya sampai pelosok nusantara dan akan
menyambung harapan serta doa pengasuh (Nyai Hj Umi Solicha Mahfdz) dari
Madinatul Munawwaroh dan Makatul Mukarromah serta kehadiran dan doa Syeich
Muhammad Ismail Al-Yamani dari Makkah (Khodimul
ilmu sya’riah Makatul karromah) yang hadir dan berdoa demi Yayasan lembaga pendidikan hidayatul Mubtadiin.
Untuk kita semua. Amin-Amin yarobal alamiin
*adalah Sekretaris YPI Hid.Mubtadiin Ts. dan
Pengajar di Univ. Yudharta Pasuruan
Memang butuh kesabaran dan kesadaran bersama, untuk membangun sebuah organisasi tau lembaga, yang penting ada goodwil yang jadi spirit bersama
BalasHapusHeeebaaat, Siiip lah Pak. Hidup YPI HM. (alumni 2009)
BalasHapus