Persami, ah..Persami, paling cuma sekedar perkemahan sabtu minggu di MI Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu. Memang hanya sekedar kemah sabtu malam minggu dan yang ikut para penggalang Gugus Depan MI Hidayatul Mubtadiin, yang acaranya paling itu-itu saja seperti baris-berbaris, latihan pentas-pentas atau pertunjukan gitu. Memang kalau dipandang kecil acara tersebut di atas memang sangatlah kecil lingkupnya cuma satu Madrasah serta waktunya juga terbatas dua hari satu malam yaitu sabtu minggu dan malam minggu. Tapi ketika mereka para Penggalang (anak-anak didik) bersemangat menyambut acara Persami dengan gagah berani memakai seragam pramuka, apakah itu sesuatu yang kecil tidak bermakna? mari sedikit saja mengikhlasan pikiran kita untuk melihat bahwa Persami MI Hid. Mubtadiin adalah sesuatu yang besar dan bermakna, sesuatu yang mulia, sesuatu yang berarti dan sesuatu yang berharga bagi mereka.
Pertama, Persami sesuatu yang besar dan bermakna, pendidikan akan punya makna ketika pendidikan itu tidak kehilangan orientasi dari tujuan (disorientasi). Sebenarnya kita mendidik (menyekolahkan) anak kita itu untuk apa? minimal adalah agar terbentuk sebagai anak yang soleh- solekhah, sedang soleh dan solekhah itu adalah kepribadian yang terimplementsi dalam sikap dan prilaku (karakter).
yang terbangun dari apa yang ia dapatkan di madrasah yakni sikap beribadah secara istiqomah,berprilaku, bertutur kata, budi pekerti yang luhur, bergaul, hormat (Takdzim) pada guru dan orang tua, bagaimana berfikir yang baik,disiplin, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dsb.semua yang tersebut adalah membutuhkan ruang (space) sebagai kawah candradimuka untuk mendidik, menggembleng, mengukir potensi. Juga persami adalah bagian dari pendidikan di MI Hidayatul Mubtadiin sehingga harus bisa menyuguhkan kegiatan-kegiatanyang bersifat educatif.
Kedua, Persami sesuatu yang mulia, kegiatan kepramukaan (kepanduan) yang tidak bisa dilepaskan dari penanaman nilai-nilai ajaran agama dan pendidikan seperti sholat berjamaah, mengaji dan Istighozah, materi-materi keagamaan dan wawasan kebangsaan. itu semua merupakan bentuk kegiatan yang mulia untuk anak-anak kita karena kadang kita juga lupa menyuruh anak kita untuk sholat berjamah, mengaji dan lain-lain
ketiga, Persami sesuatu yang beraarti, jangan lupa bahwa anak anak kita adalah calon generasi penerus bagi kita semua. Ada pepatah menuntut ilmu diwaktu kecil bagikan mengukir di atas batu. dengan Persami anak anak kita sedang mengukir / memahat masa depannya, mengukir prestasinya, mengukir kepribadiannya, mengukir kecerdasan dan ketrampilannya, mengukir ibadahnya untuk dituangkan dalam batu prasasti jiwa-hati mereka.apakah yang seperti ini tidak ada artinya bagi mereka..?.
Keempat, Persami Sesuatu yang berharga, berapa sich harganya rasa kepatuhan pada orang tua, kepatuhan pada Guru, kepatuhan untuk taat pada ajaran agama serta sunahnya dan berapa harganya rasa patriotise pada bangsa Indonesia???.
Kalau kita tahu harga itu semua mungkin semuanya akan diborong untuk anak kita, tetapi harga kepatuha pada orang tua, kepatuhan pada Guru, kepatuhan untuk taat pada ajaran agama dan sunahnya dan berapa harganya rasa patriotise pada bangsa Indonesia, .tidak bisa kita nominalkan dengan materi, tidak bisa kita hargai dengan rupiah, sehingga kita harus bersusah payah untuk bagaimana bisa memadrashkan (baca: menyekolahkan) anak kita dengan baik. Demikian kadang kita sering terjebak pada logika materialsme sehingga semua kita hargai dengan materi dan selalu memandang kecil dan tak bermakna pada sesuatu yang tidak bisa ditimbang dengan kebendaan.
Kalau kita tahu harga itu semua mungkin semuanya akan diborong untuk anak kita, tetapi harga kepatuha pada orang tua, kepatuhan pada Guru, kepatuhan untuk taat pada ajaran agama dan sunahnya dan berapa harganya rasa patriotise pada bangsa Indonesia, .tidak bisa kita nominalkan dengan materi, tidak bisa kita hargai dengan rupiah, sehingga kita harus bersusah payah untuk bagaimana bisa memadrashkan (baca: menyekolahkan) anak kita dengan baik. Demikian kadang kita sering terjebak pada logika materialsme sehingga semua kita hargai dengan materi dan selalu memandang kecil dan tak bermakna pada sesuatu yang tidak bisa ditimbang dengan kebendaan.
Karenanya betapa mulianya para guru, para pembina pramuka di MI Hidayatul Mubtadiin yang ikhlas dengan berbagai cara-metode dan kesungguhan-keteladanan mereka mendidik anak-anak kita, penerus pejuang bangsa dengan ikhlas dan penuh dedikasi pada anak anak kita semua.Kita harus yakin bahwa anak anak kita para murid (Penggalang) akan lebih baik dari kita, baik dari sisi keagamaannya, masa depannya, pendidikannya serta kesolehannya. amiin ya Robal alamiin.
Salam Pramuka......Bagus Pak, perlu di lanjutkan dan di kemas secara apik lagi biar ciamiik acaranya
BalasHapus