mengerjakan renovasi masjid Raudlotul Jannah Tasikmadu pada malam bulan Rhamadlon, para pemuda dan warga sekitar yang mengikhlaskan diri untuk menyumbangkan tenaganya merenovasi bagian-bagian masjid yang akan direnovasi, cerita pun berlanjut melihat bagian dalam masjid yang masih dikeramik dengan gaya klasik yakni kotak-kotak kecil dengan kombinasi warna kecoklatan dan kehitam-hitaman. Pandangan saya pun tertuju pada dua pengimaman (tempat Sholat bagi Imam Masjid).
Memang di Masjid Jamik Raudlotul Jannah sampai saat ini ada dua tempat pengimaman yaitu sebelah utara sebagai pengimaman tua dan pengimaman selatan yang dibangun setelah pengimaman tua. Konon menurut cerita yang tersebar-luas dimasyarakat dan diyakini kebenarannya tentang hal ikhwal pengimaman tua bahwa pengimaman tua tersebut dibangun oleh KH Yusuf (Abah dari Gus Fud) berasal dari tanah liat.
Walaupun demikian pada zaman Alamarhum Gus Fud ketika memugar masjid tersebut tetap mengabadikan pengimaman tua, ada yang mengatakan bahwa pengimaman tua tersebut memang tempat yang membawa aura tersendiri. Namun bagi saya sekarang bahwa pengimaman tua itu memang mempunyi keunikan tersendiri baik dari cerita orang tentang asal muasal pengimaman maupun tingginya pengimaman yang tidak terlalu tinggi dan sempit. Dari rasa penasaran, ketika saya sholat di masjid Raudlotul Jannah baik fardlu maupun sholat jum'at saya mengambil soff (barisan) depan dan selalu saya amati pada Imam yang mengambil bagian di pengimaman tua, ternyata dari semua Imam masjid yang mengimami sholat di pengimaman tua itu baik yang Imamnya berpostur tubuh tinggi dan yang berpostur tubuh agak tinggi (pendek) jarak spasi antara langit-langit pengimaman dengan ukuran ketinggian badan tubuh dari sang Imam cuma sekilan (ukuran bentangan telapak tangan) baik bagi Imam berpostur tinggi sekali ataupun bagi Imam yang berpostur rendah kayak saya. Jadi bagi Imam yang berpostur tubuh tinggi kalo masuk pengimaman tua tidak sundul hanya berjarak satu kilan dengan langit- langit dan bagi Imam yang berpostur tubuh rendah juga sama jaraknya cuma satu kilan antara langit-langit dengan ukuran tinggi badannya. Ini unik menurut saya tapi coba buktikan dulu sendiri sebelum percaya.(rul)
alhamdulillah dijaman modern masih ada ke unikan yg tersembunyi
BalasHapussemoga dengan dibangunya blog ini, merangsang untuk lebih termotivasi lebih maju amin...........
BalasHapussyukron, suport-nya..
HapusTentu tidak sundul, wong nunduk.. mbok yg masuk akal saja mas.. lama2 jadi tempat kramat
BalasHapusCoba liat kesana.. dulu
Hapus